Pernahkah
kita berpikir bahwa masalah sampah yang terjadi di kota – kota, Siapa yang
disalahkan ketika sampah bertebaran dimana-mana? Siapa juga yang harus
bertanggung jawab? Bagaimana dengan pertumbuhan masyarakat kota?
Semakin
banyaknya sumber-sumber sampah yang bermunculan di Kota, apakah perkembangan
Kota menyebabkan banyak pengusaha atau pedagang yang tertarik untuk
mengembangkan usahanya disalahkan?
Sampah
merupakan ancaman yang serius dapat meningkatkan penyakit, setiap usaha akan
menghasilkan sampah organik maupun sampah anorganik. Sampah yang
merata tidak hanya dari pedagang saja, melainkan pejalankaki yang sembarangan
membuang sampah dan juga sampah dari rumah tangga. Faktor utama peningkatan
volume sampah di kota karena pola konsumsi warga sangat besar setiap harinya,
disamping banyaknya pasar atau PKL yang tersebar dibeberapa titik di kota.
Berikut Permasalahan yang ditimbulkan dari sampah :
1. Sulitnya mendapatkan lahan TPAS yang umumnya berada di luar kota, karena penolakan masyarakat
sekitar
2.
Proses Pembusukan Sampah yang menghasilkan Leachate
3.
Pencemaran Sumber Air dan Lingkungan
4.
Sampah Sebagai Sarang Bibit Penyakit
Sampah perkotaan
adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia yang bersumber dari rumah tangga,
komersial,industri, dan aktifitas lainnya. Selama ini
sebagian besar masyarakat masih memandang sampah sebagai barang sisa yang tidak
berguna, bukan sebagai sumber daya yang dapat dimanfaatkan.
Tingkat pertumbuhan
penduduk indonesia yang tinggi mengakibatkan bertambahnya
volume sampah yang dihasilkan dari tahun ke tahun. Aktifitas dan pola konsumsi
masyarakat perkotaan mempengaruhi jumlah sampah yang dihasilkan. Apabila tidak
dikelola dengan baik timbul masalah pencemaran sumber air, tanah, udara dan
bau, dan lebih jauh menimbulkan rasa tidak nyaman dan gangguan kesehatan.
Apakah
Pemerintah Kota sudah menyiapkan sistem pengelolaan yang baik terhadap
sampah-sampah tersebut? Atau hanya mengandalkan TPA sebagai solusi yang tepat
dalam menghadapi jumlah sampah? Memang mengelola sampah tidaklah mudah, dan
juga tidak mudah untuk membangun tempat pembuangan sampah akhir (TPA), dari
masyarakat yang hidup di sekitar TPA juga tidak ingin lingkungan sekitarnya di
kelilingi sampah dari kota, seakan desa atau tempat tinggal mereka tidak pernah
dihargai.
Mengelola sampah dengan membedakan Sampah plastik, botol, kertas dan kaleng minuman lebih
efektif, yang kemudian bisa menghasilkan uang dengan menjualnya ke pabrik atau
tempat-tempat yang menerima barang rongsokan. Yang paling penting adalah
merubah pola pikir masyarakat jangan lagi menganggap sampah adalah barang kotor.
Sampah
yang selalu menjadi masalah utama di kota, perlu
ada aturan yang secara ketat untuk mengelola sampah yang dihasilkan agar tidak
menimbulakan bau yang tidak enak, disertai dengan pengawasan yang baik. Seharusnya Dinas
Kebersihan dan Pertamanan (DKP), berkordinasi dengan pedagang setiap harinya,
dan menjadikan acara ini sebagai acara atau agenda rutin.
Selain itu, keterbatasan jumlah personel dalam pengangkutan sampah selalu menjadi persoalan
klasik yang dihadapi oleh setiap kota, untuk menambah daya semangat para
pasukan kuning yang bekerja perlu juga menarik retribusi pada setiap pedagang.
perlu adanya koordinasi antara pasukan kuning, pemerintahan kota dan pedagang.
Dengan mengandalkan petugas kebersihan
saja tidak akan cukup, apalagi mereka bekerja tidak fulltime,jangan hanya menyerahkan sampah tersebut kepada petugas
kemudian tidak mau tau lagi dengan alasan sudah membayar iyuran sampah setiap
hari atau bulannya.
Masyarakat,
pengusaha dll harus berperan aktif untuk menciptakan sistem pengelolaan sampah
yang baik agar sampah yang di hasilkan tidak banyak sehingga tidak mengancam diri
sendiri maupun lingkungan sekitar.
0 comments:
Post a Comment