“Kenapa Pilih Caleg Perempuan”
Perempuan Sebagai
Pemimpin
Jika tabir persepsi manusia
disingkirkan, segalanya akan tampak apa adanya, tidak terbatas. Namun karena
manusia telah diselubungi dirinya sendiri, maka segalanya hanya dapat dia
pandang lewat celah sempit perspektifnya.
William Blake
The marriage of Heaven and Hell,
1970
Politik pada dasarnya merupakan seluruh hubungan individu dengan
masyarakat, menjadikannya persepsi pada taraf mengamati dengan rasa percaya
atau tidak. Individu yang berada dalam dunia politik tidak akan pernah selesai
mengamati karena hubungan individu dengan masyarakat yang terus berganti-ganti,
dunia atau masyarakat yang dialami individu dengan berbagaimacam kerangka
teori.
Seharusnya politik bukan sekedar menerangkan atau
menganalisis, tetapi melukiskan dari teori kemudian memahaminya dengan baik
untuk memulihkan kembali rasa tanggung jawab diantara ruang, waktu dan
masyarakat tanpa meninggalkan kesadaran.
Kampanye caleg merupakan kegiatan sosial yang memberikan
kesenangan, isi dan makna khusus di tengah masyarakat. Perbedaan antara para
caleg adalah ada yang gila kekuasaan ada yang tidak yang membawa kebiasaan
buruk kedalam bentuk penguasaan terhadap orang lain, mementingkan kepentingan
sendiri dan cenderung tidak bertanggung jawab.
Kekuatan merupakan sistem politik, kemampuan untuk melakukan
satu kehendak. Dalam suatu hubungan pemimpin harus dapat mengontrol perilaku, individu
atau pemimpin merupakan kekuasaan. Hubungan kekuasaan dengan masyarakat atau
rakyat. Jangan menjadikan politik sebagai kekuatan, pengaruh dan otoritas.
Kekuatan penggunaan kuasa secara paksa, memaksakan kehendak pada orang lain. Karena
warga dapat merubah keinginannya, memiliki emosi mengenai ketidakadilan hukum
atau kebijakan dari pemerintahan.
Kantor informasi, media massa maupun media elektronik
disibukkan dengan mengumpulkan berita atau tokoh-tokoh fitur utama yang menjadi
caleg terutama tokoh tersebut merupakan sosok wanita, energi dan iklim
perubahan dalam edisi berikutnya akam mereka cari.
Kuasa menegakkan hukum yang membawa tanggung jawab besar
bagi sosok wanita dalam menjadi pemimpin. Akan tetapi kekuasaan itu akan
terlaksana melalui kebijakan dengan persetujuan dari demokrasi dalam pemilihan.
“rusuh”
pro maupun kontra tentang pencalegan dari seorang tokoh wanitapun selalu
menjalani perjalanan dalam rangka pemilihan. Menggaris bawahi bahwa pentingnya
membangun dan menjaga kepercayaan dalam kebijakan merupakan kewajiban seorang
pemimpin. Selama ada pro maupun kontra, maka tanggung jawab dan hak masyarakat
dalam memilih pemimpinnya.
Kita tau bahwa yang menjadi pemimpin akan lebih baik jika
dipimpin oleh seorang pria, tetapi melihat kebijakan dari partisipasi hak suara
masyarakat, maka tidak ada salahnya caleg perempuan menjadi pemimpin. Karena
sudah menjadi hak suara yang sah dalam rangka mengembalikan dan mempertahankan
hukum dan ketertiban.
Mencoba mengingat sejarah yang ada di Indonesia yang berawal
dari kerajaan-kerajaan yang namanya tersohor di dunia, dan tak lepas dari
mistik atau kekuatan supranatural dari seorang tokoh dalam membawa
masyarakatnya kekehidupan yang layak. Berawal dari tokoh kerajaan Kediri
yang di kenal dengan serat Jayabaya, Ronggowarsito memaparkan ada tujuh Satrio
Piningit yang akan muncul sebagai tokoh yang di kemudian hari akan memerintah
atau memimpin wilayah seluas wilayah “bekas” kerajaan Majapahit (INDONESIA),
yaitu : Satrio Kinunjoro Murwo Kuncoro, Satrio Mukti Wibowo Kesandung Kesampar,
Satrio Jinumput Sumelo Atur, Satrio Lelono Topo Ngrame, Satrio Hamong Tuwuh,
Satrio Boyong Pambukaning Gapuro, Satrio Pinandhito Sinisihan Wahyu. Berkenaan
dengan itu, banyak kalangan yang kemudian mencoba menafsirkan ke-tujuh Satrio
Piningit itu adalah sebagai berikut : (FB: Kota Kediri)
1.
SATRIO
KINUNJORO MURWO KUNCORO.
Tokoh pemimpin yang akrab dengan penjara (Kinunjoro), yang
akan membebaskan bangsa ini dari belenggu keterpenjaraan dan akan kemudian
menjadi tokoh pemimpin yang sangat tersohor diseluruh jagad (Murwo Kuncoro).
Tokoh yang dimaksud ini ditafsirkan sebagai Soekarno, Proklamator
dan Presiden Pertama Republik Indonesia yang juga Pemimpin Besar Revolusi dan
pemimpin Rezim Orde Lama. Berkuasa tahun 1945-1967.
2.
SATRIO
MUKTI WIBOWO KESANDUNG KESAMPAR.
Tokoh pemimpin yang berharta dunia (Mukti) juga
berwibawa/ditakuti (Wibowo), namun akan mengalami suatu keadaan selalu
dipersalahkan, serba buruk dan juga selalu dikaitkan dengan segala keburukan /
kesalahan (Kesandung Kesampar). Tokoh yang dimaksud ini ditafsirkan sebagaiSoeharto,
Presiden Kedua Republik Indonesia dan pemimpin Rezim Orde Baru yang ditakuti.
Berkuasa tahun 1967-1998.
3.
SATRIO
JINUMPUT SUMELA ATUR.
Tokoh pemimpin yang diangkat/terpungut (Jinumput) akan
tetapi hanya dalam masa jeda atau transisi atau sekedar menyelingi saja (Sumela
Atur). Tokoh yang dimaksud ini ditafsirkan sebagai BJ Habibie,
Presiden Ketiga Republik Indonesia. Berkuasa tahun 1998-1999.
4.
SATRIO
LELONO TAPA NGRAME.
Tokoh pemimpin yang suka mengembara / keliling dunia
(Lelono) akan tetapi dia juga seseorang yang mempunyai tingkat kejiwaan
Religius yang cukup / Rohaniawan (Tapa Ngrame). Tokoh yang dimaksud ini
ditafsirkan sebagai KH. Abdurrahman Wahid, Presiden Keempat
Republik Indonesia. Berkuasa tahun 1999-2000.
5.
SATRIO
PININGIT HAMONG TUWUH.
Tokoh pemimpin yang muncul membawa kharisma keturunan dari
moyangnya (Hamong Tuwuh). Tokoh yang dimaksud ini ditafsirkan sebagai Megawati
Soekarnoputri, Presiden Kelima Republik Indonesia. Berkuasa tahun
2000-2004.
6.
SATRIO
BOYONG PAMBUKANING GAPURO.
Tokoh pemimpin yang berpindah tempat (Boyong) dan akan
menjadi peletak dasar sebagai pembuka gerbang menuju tercapainya zaman keemasan
(Pambukaning Gapuro). Banyak pihak yang menyakini tafsir dari tokoh yang
dimaksud ini adalah Susilo Bambang Yudhoyono. Ia akan selamat
memimpin bangsa ini dengan baik manakala mau dan mampu mensinergikan dengan
kekuatan Sang Satria Piningit atau setidaknya dengan seorang spiritualis sejati
satria piningit yang hanya memikirkan kemaslahatan bagi seluruh rakyat
Indonesia sehingga gerbang mercusuar dunia akan mulai terkuak. Mengandalkan
para birokrat dan teknokrat saja tak akan mampu menyelenggarakan pemerintahan
dengan baik. Ancaman bencana alam, disintegrasi bangsa dan anarkhisme seiring
prahara yang terus terjadi akan memandulkan kebijakan yang diambil.
7.
SATRIO
PINANDITO SINISIHAN WAHYU.
Tokoh pemimpin yang amat sangat Religius sampai-sampai
digambarkan bagaikan seorang Resi Begawan (Pinandito) dan akan senantiasa
bertindak atas dasar hukum / petunjuk Allah SWT (Sinisihan Wahyu). Dengan
selalu bersandar hanya kepada Allah SWT, Insya Allah, bangsa ini akan mencapai
zaman keemasan yang sejati.
Mungkin tidak ada hubungannya dengan Kenapa Pilih Caleg Perempuan, hanya
sekedar mengingat betapa pentingnya seorang pemimpin dalam mengubah negaranya.
Dari penjelasan
diatas ada satu tokoh wanita yang menjadi pemimpin (presiden) Indonesia, yaitu Megawati Soekarnoputri. Merupakan presiden Indonesia yang
ke-empat menjabat sebagai presiden pada tahun 2000-2004, yang perlu dibahas
bukan prestasi bukannya juga “ratu adil”
apalagi kekuatan mistik dari seorang Megawati Menjadi presiden, tetapi beliau
memberikan motivasi bagi para perempuan yang lain untuk bisa berbagi inspirasi untuk
kota, provinsi maupun Negara.
Jauh hari sebelum Megawati menjadi Presiden sudah ada tokoh
wanita yang berani bersuara untuk menegakkan kedamaian, memperjuangkan hak-hak
perempuan sebagai bentuk emansipasi bagi seluruh perempuan yang
ada di Indonesia. Melawan kebodohan dan kepatuhan yang tak berarti agar
mendapatkan kebebasan pada perempuan. Semangat hidupnya yang membawa inspirasi
sangat kental hingga dikenal sepanjang masa yang diperingati pada tanggal 21
April.
Dunia kerja bagi
seorang perempuan bukan hanya sekedar menjadi ibu rumah tangga, menginginkan
jabatan bukan hanya kehendak dari kaum adam. Kalaupun bisa dan mengerti seorang
anak kecilpun menginginkan jabatan, sebagai contoh ketika di Tanya apa
cita-citamu setelah besar nanti? Berbagai macam jawaban yang mereka utarakan,
andaikan saat itu juga mereka bisa menjadi apa yang mereka inginkan pasti
merekapun akan jalan sesuai dengan tahta kepolosan sebagai anak kecil.
Setiap Partai Politik
menginginkan kadernya seorang perempuan maju menjadi caleg untuk mengubah politik,
kehidupan dan tatanan yang akan menanggung beban kekuasaan di tanah kekuasaannya.
Mengapa caleg
perempuan sangat sedikit duduk sebagai pemimpin? Bukan mereka tidak memiliki
keinginan, akan tetapi kurangnya pengalaman dalam berorganisasi dan sosialisasi
dengan masyarakat. Seperti yang dikatakan oleh Yeni Roslaini dalam Women Crisis
Centre (WCC) “dalam kegiatan sosialisasi caleg kepada masyarakat, tampak
laki-laki lebih dominan dan proaktif melakukan pendekatan dengan masyarakat”. (ANTARA
News).
Caleg perempuan
harus lebih berani tampil didepan masyarakat, namun “sebelum menjadi caleg,
mereka yang mendaftarkan diri sebagai caleg alangkah baiknya terjun dulu ke
masyarakat, biar ada rekaman atau hasilnya pada saat berkampanye”. (Fahira
Idris, Pemilu.okezone.com, 2014).
Kenapa Pilih
Caleg Perempuan? sebenarnya,
kalau kita mengedepankan akal sehat dan berdasarkan peraturan-peraturan yang
kita yakini pasti memilih caleg pria. Beranggapan pria lebih tegar, tidak mudah
terpengaruh, lebih punya wibawa dan lain sebagainya. Semua kebaikan dan
keindahan didepan mata tidak menjamin akan perubahan yang positif.
Akan tetapi, tingkat partisipasi
perempuan yang lebih tinggi di pemerintahan punya kaitan dengan lebih rendahnya
tingkatan korupsi, perempuan memiliki standar perilaku etika yang lebih tinggi
dan lebih peduli pada kebaikan bersama (Dollar, Fisman & Gatti, 2001) dan
sesuai dengan teori psikologi dan sosiologi tentang penyimpangan kecenderungan
perempuan lebih taat aturan dari pada laki-laki. (Slideshare.net, 2012).
Dalam pencalonan caleg perempuan dianugerahkan sebagai pewaris
mahkota dari pendulunya. Walaupun caleg laki-laki lebih di untungkan, tetapi tidak
dalam hal keabsahan, kecintaan yang berdasarkan pribadi, teknis. Caleg perempuan
harus memiliki kemampuan untuk menentukan hukum dan kebijakan, tidak zamannya
otoritas kekuasaan.
Menjadi seorang pemimpin yang istimewa dihadapan rakyat atau
secara emosional lebih dekat dengan perempuan hanya mereka yang berjenis
kelamin perempuan. Menjadi inspirasi tanpa bergantung pada kekuasaan, tetapi dari
kepercayaan pengikut merupakan kualitas yang sebenarnya dari para pemimpin.
Caleg perempuan pada saat memproklamasikan atau orasi di
depan pendukungnya lebih banyak menggunakan perasaan, memungkinkan tidak ada
ambisi akan jabatan atau gila kekuasaan. Bisa menjalin komunikasi sedemikian
baik dengan orang terdekat bahkan pada masyarakat. Mudah dalam memberikan
bimbingan dan lantang saat mereka marah akan ketidakadilan. Tatanan rumah
tangga maupun Negara akan baik jika perempuan itu baik, bertindak wajar dengan
memberikan suri tauladan yang baik tidak harus dari pemimpin laki-laki.
Emansipasi yang membuat para caleg perempuan maju sebagai
pemimpin, lebih tepatnya karena anggapan kaum pria memperlakukan perempuan
sebagai orang kedua menurut jenis kelamin. Keinginan caleg perempuan
membebaskan prasangka yang ditanam kaum pria merupakan sebagai titik awal untuk
mengungguli agar dipandang positif.
Kesetaraan antara caleg laki-laki dengan perempuan dalam
menopang posisi sebagai pemimpin untuk masyarakatnya mengalami peningkatan pada
tahun 2014, dari data Komisi Pemilihan Umum mencatat persentase perempuan
sebagai calon legeslatif pada pemilu 2014 mengalami peningkatan sebesar 7
persen dari 30 persen pada tahun 2009 menjadi 37 persen. (Komisioner KPU Hadar
Nafis Gumay, Jakarta)
Merupakan suatu bentuk kebebasan dari seorang perempuan
dalam memperoleh kebebasan mengambil kemerdekaan dirinya sebagai manusia. Teori
Beauvoir, Hegel dan Sartre mengungkapkan perempuan mencapai transedensi
kebebasan lewat emansipasi, kebebasan untuk memilih tindakan-tindakan dan
memilih proyek-proyek seperti karier serta kegiatan social dan kebudayaan. (Filsafat
Komunikasi, 2013)
Caleg perempuan atau pemimpin perempuan bisa memahami
eksistensi sesama perempuan dari pada seoran pria, untuk mengerti situasi atau
persoalan perempuan. Karena caleg perempuan lahir menjadi perempuan bukan
sebagai perempuan semata. Dengan menduduki kursi goyang sebagai pemimpin semoga
bisa memberikan yang terbaik dalam makna hidup pada perempuan.
Berikut
pemikiran Beauvoir dalam memahami eksistensi perempuan :
“bukan karena jenis
kelamin, perempuan menuntut eksistensinya-kesubmisifan perempuan merupakan
bukti. Apa yang mereka tuntut adalah diakui sebagai makhluk yang bereksistensi
dan mempunyai hak yang sama dengan laki-laki dan tidak mensubordinasikan
eksistensi pada hidup, manusia dan sifat dasar binatang. Perspektif eksistensial
telah memungkinkan kita untuk mengerti bagaimana kondisi biologis dan ekonomi
dari pandangan primitive telah membawa kita pada supremasi laki-laki. Si perempuan
dijadikan mangsa … dalam maternitas perempuan tetap dekat dengan tubuhnya,
seperti seekor binantang (dalam Arivia, 2003: 19)
Dukungan kepada caleg perempuan seperti yang di ungkapakan
oleh Yeni, jika banyak perempuan yang menjadi anggota legeslatif, dapat dapat
lebih kuat posisinya memperjuangkan berbagai kepentingan perempuan di gedung
wakil rakyat serta mendorong peningkatan partisipasi perempuan dalam segala
bidang. Selain itu, banyaknya perempuan yang terpilih menjadi anggota
legeslatif diharapkan dapat memberikan kontribusi besar untuk kepentingan dan
kemajuan kaum perempuan terutama di daerah tempat pemilihan masing-masing. (Antara
News)
Kementrian Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak (KPP-PA) menggelar
kegiatan bakti caleg perempuan bersama rakyat di bundaran Hotel Indonesia,
Jakarta pusat. Kegiatan yang dihadiri oleh para caleg perempuan ini bertujuan
untuk mendorong dan meningkatkan partisipasi serta keterwakilan perempuan di lembaga
legislatif. (Sindonews.com, 2014).
Dengan adanya
pemimpin perempuan semoga di Negara kita yang seringkali ada tindakan pelecehan
seksual terhadap perempuan. Bahkan PSK yang begitu banyak jumlahnya acapkali
jadi permasalahan di masyarakat. Siapa yang disalahkan? Siapa yang akan membimbing
mereka? Dunia yang mereka diami seakan diciptakan tak pernah berubah, padahal
perempuan bukan orang lain yang ditakuti ataupun disingkirkan keberadaannya. Dari
dukungan masyarakat dan pemimpin perempuan sebelumnya membawa kerangka
konseptual kedaulatan tentang perempuan merupakan bekal bagi para caleg
perempuan untuk maju dan meraih kebaikan bersama.
Peran intelektual,
pendekatan secara psikologi yang diusung caleg perempuan dalam perubahan dunia
hitam harus mampu membentuk dan menjadikan mereka sebagai seorang perempuan
yang sebenarnya. Memberikan pandangan yang bebas, membebaskan dari sudut
pandang yang sempit dan rumit menjadikan kemakmuran bersama.
Motivasi yang
tinggi akan diusung oleh caleg perempuan, karena keinginan kebebasan sebagai
manusia. Ikut berpartisipasi
dalam politik dan memainkan peran penting dalam pertumbuhan ekonomi dan
pembangunan Negara. Menanamkan masyarakat yang berkualitas kepada perempuan sehingga
menjadi bagian terpenting dalam pembangunan Negara.
Perempuan merupakan bagian utama bukan dari rumah tangga, provinsi,
akan tetapi juga untuk Negara. Partisipasi mereka sangat penting untuk
kemajuan. Jumlah perempuan yang meningkat, maka akan diperlukan pemimpin yang
berhati lembut layaknya seorang perempuan untuk mencerminkan dan sepenuhnya
memahami masyarakat yang mereka layani.
0 comments:
Post a Comment